Rupiah Diperkirakan Menguat Mendekati Rp14.110 per Dolar AS

Diterbitkan pada Jumat, 12 April 2019

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (12/4) pagi berada di level Rp14.145 per dolar Amerika Serikat. Dengan demikian, rupiah melemah 0,04 persen terhadap dolar AS dibandingkan Kamis (11/4) di angka Rp14.140 per dolar AS.

Pagi ini, hampir seluruh mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Peso Filipina melemah 0,32 persen, won Korea Selatan melemah 0,18 persen, ringgit Malaysia melemah 0,18 persen, dan yen Jepang melemah 0,1 persen. 

Kemudian, dolar Hong Kong dan dolar Singapura masing-masing melemah 0,03 persen dan 0,01 persen. Sementara itu hanya baht Thailand saja yang menguat terhadap dolar AS yakni 0,05 persen. 

Kemudian, mata uang negara maju seperti poundsterling Inggris menguat 0,04 persen, dolar Australia 0,07 persen, dan euro sebesar 0,23 persen. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan sentimen utama rupiah pada pagi hari ini masih berkutat di ekonomi AS. 
 
Rabu (10/4) kemarin, bank sentral AS The Fed merilis notulensi FOMC 19 hingga 20 Maret lalu yang mengatakan bahwa The Fed bisa menentukan suku bunga ke arah mana pun sepanjang tahun ini.

Memang, The Fed sejatinya masih memasang nada dovish. Namun, data ekonomi AS menunjukkan perbaikan setelah inflasi AS pada Maret menunjukkan kenaikan dari 1,5 persen di Februari menjadi 1,86 persen secara tahunan (year-on-year) pada Maret. 

Meski memang, inflasi inti AS sedang memburuk. Kemudian, optimisme ekonomi AS juga terlihat dari penurunan pendaftaran fasilitas pengangguran AS sebanyak 8 ribu orang pada pekan lalu yang mengindikasikan perbaikan penyerapan tenaga kerja.

Meski melemah, namun Ibrahim menganggap rupiah berpotensi menguat pada hari ini karena ditopang sentimen global lain seperti sentimen dovish yang dilontarkan Bank Sentral Eropa setelah melihat inflasi zona Eropa yang kian melemah. "Pengaruh komentar yang dovish tersebut memberikan sentimen positif bagi rupiah," katanya Jumat, (12/4).

Kemudian, optimisme ekonomi China membaik setelah data inflasi terbaru menunjukkan 0,4 persen secara tahunan (year-on-year), di mana ini merupakan kenaikan pertama dalam sembilan bulan terakhir.
 
Terakhir, Uni Eropa juga memperpanjang tenggat waktu Brexit dari 12 April menjadi Oktober mendatang agar Inggris mendapat solusi kompensasi (deal) yang terbaik. Investor, lanjut dia, sebetulnya bisa bernapas lega karena risiko No-Deal Brexit bisa terhindarkan.

"Rupiah dalam perdagangan hari ini kemungkinan masih akan menguat, di level Rp14.110 per dolar AS hingga Rp14.190 per dolar AS," kata Ibrahim. (glh/agt)


Kembali