Data Neraca Dagang Bayangi Laju IHSG Hari Ini

Diterbitkan pada Kamis, 15 August 2019

Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Kamis (15/8). Rilis data neraca perdagangan Juli menjadi sentimen yang membayangi laju indeks saham hari ini.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan secara teknikal IHSG mengindikasikan pelemahan. "Investor akan mencermati data neraca perdagangan yang akan segera dirilis," kata Dennies dikutip dari risetnya, Kami (15/8). 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Juni 2019 mengalami surplus US$200 juta. Raihan itu tak jauh berbeda dibanding neraca perdagangan Mei yang mencatat surplus US$207,6 juta. 

Kinerja ekspor maupun impor tercatat menurun. Ekspor Juni anjlok 20,54 persen dibanding bulan sebelumnya, yakni US$14,83 miliar. Namun, impor ternyata menurun lebih dalam 20,7 persen dari US$14,61 miliar di Mei menjadi US$11,58 miliar. 
 
Ia memprediksi indeks akan bergerak di rentang support 6.226-6.246 dan resistance 6.281-6.296. Di tengah penantian neraca dagang, investor bisa mengakumulasi beli saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP). 

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menyampaikan analisa yang berbeda. Ia memprediksi IHSG mampu menguat terbatas. "Kami proyeksikan IHSG akan mencoba bergerak menguat terbatas dan menguji bearish trend line yang berada dikisaran 6.300," ujarnya. 

Ia memperkirakan IHSG bergerak di rentang 6.200-6.320. 

IHSG berhasil menguat pada penutupan perdagangan Rabu (14/8) setelah dua hari berturut-turut mengalami koreksi. Indeks ditutup di level 6.267 naik 56,37 poin atau 0,91 persen.
 
Lanjar menuturkan IHSG menguat bersama mayoritas pasar ekuitas Asia. Kenaikan ini dipicu keputusan AS menunda tambahan tarif 10 persen untuk beberapa produk buatan China, seperti telepon, laptop dan mainan hingga pertengahan Desember. 

Sementara itu, saham-saham utama Wall Street kompak melemah pada perdagangan Rabu (14/8). Kekhawatiran terhadap resesi mencengkeram pasar setelah kurva imbal hasil obligasi surat utang (treasury) AS terbalik untuk pertama kalinya dalam 12 tahun. 

Imbal hasil treasury 2 tahun melampaui yang periode 10 tahun yang dianggap sebagai sinyal klasik resesi. 

Dow Jones turun 800 poin atau 3,05 persen menjadi 25.479. Lalu, S&P 500 turun 85,72 poin atau 2,93 persen menjadi 2.840, dan Nasdaq Composite turun 242 poin atau 3,02 persen menjadi 7.773.


Kembali