Rupiah Terangkat ke Rp14.320 Usai Penurunan Yield Obligasi AS

Diterbitkan pada Kamis, 04 March 2021

Jakarta, CNN Indonesia -- 

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.320 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (3/3) pagi. Mata uang Garuda menguat tipis 0,03 persen dibandingkan perdagangan Selasa (2/3) sore di level Rp14.325 per dolar AS.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh dolar Singapura naik 0,05 persen

Dolar Taiwan menguat 0,08 persen, won Korea Selatan naik 0,05 persen, peso Filipina bertambah 0,13 persen, rupee India naik 0,25 persen, yuan China naik 0,09 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,14 persen.Sedangkan, yen Jepang turun 0,11 persen dan bath Thailand turun 0,06 persen.

Sementara itu, mata uang di negara maju kompak perkasa terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris naik 0,06 persen, dolar Australia menguat 0,15 persen, dolar Kanada bertambah 0,06 persen, dan franc Swiss naik 0,02 persen

Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengatakan penguatan mata uang Garuda ditopang penurunan imbal hasil (yield) US treasury (obligasi AS).

Sepanjang pekan lalu, yield treasury AS tenor 10 tahun sempat naik 17 basis poin menjadi 1,51 persen yang merupakan level tertinggi sejak awal Februari 2020. Namun, kini berangsur turun, sehingga rupiah dan mata uang lainnya kembali menguat.

"Sebelumnya, rupiah membukukan pelemahan tiga hari beruntun, seiring kenaikan imbal hasil (yield) US treasury (obligasi AS). Kini (US treasury) sudah berbalik turun," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Sementara itu, mata uang di negara maju kompak perkasa terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris naik 0,06 persen, dolar Australia menguat 0,15 persen, dolar Kanada bertambah 0,06 persen, dan franc Swiss naik 0,02 persen

Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengatakan penguatan mata uang Garuda ditopang penurunan imbal hasil (yield) US treasury (obligasi AS).

Sepanjang pekan lalu, yield treasury AS tenor 10 tahun sempat naik 17 basis poin menjadi 1,51 persen yang merupakan level tertinggi sejak awal Februari 2020. Namun, kini berangsur turun, sehingga rupiah dan mata uang lainnya kembali menguat.

"Sebelumnya, rupiah membukukan pelemahan tiga hari beruntun, seiring kenaikan imbal hasil (yield) US treasury (obligasi AS). Kini (US treasury) sudah berbalik turun," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

 


Kembali