Ditopang Faktor Demografi, Prospek Reksa Dana Berbasis Sukuk Masih Positif

Diterbitkan pada Rabu, 19 May 2021

Minimnya penerbitan oleh korporasi menjadi faktor utama minimnya produk reksa dana berbasis sukuk. Meski demikian, prospek produk ini masih cukup positif seiring dengan faktor demografi Indonesia yang mendukung.
 
Direktur Utama PT Trimegah Asset Management (Trimegah AM) Anthony Dirga menjelaskan, minimnya produk reksa dana berbasis sukuk merupakan tantangan klasik perkembangan suatu produk. Pihaknya melihat pasokan penerbit sukuk, terutama korporasi, masih belum sebanyak penerbit konvensional.
 
Minimnya penerbit sukuk menyebabkan pemilihan dengan semangat diversifikasi menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan reksa dana berbasis sukuk.
 
“Sebaliknya, karena pengelolaan yang bisa dibilang sub-optimal ini, permintaan dari pasar juga dinilai belum terlalu besar,” katanya saat dihubungi Bisnis, pada Selasa (18/5/2021).
 
Ke depannya, Anthony memandang prospek produk reksa dana berbasis sukuk masih sangat baik di Indonesia. Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Ia meyakini Indonesia akan memiliki permintaan yang besar untuk produk ini.
 
“Sangat alami dan wajar jika nantinya pasokan produk berbasis sukuk juga datang dari negara sendiri,” jelasnya. Adapun, saat ini Trimegah Asset Management memiliki satu produk berbasis sukuk yakni Trimegah Dana Tetap Syariah. Anthony menjelaskan, strategi pengelolaan produk tersebut adalah memfokuskan pada instrumen syariah yang diterbitkan oleh pemerintah.
 
Strategi tersebut dipilih pihak Trimegah sebagai bentuk adaptasi terhadap pasokan supply sukuk korporasi yang terbilang minim saat ini. “Selain itu, pemilihan durasi juga lebih kami utamakan dibandingkan dengan pemilihan issuer,” pungkasnya.
 
Berdasarkan data OJK, per 30 April 2021, total dana kelolaan untuk produk reksa dana berbasis surat utang syariah adalah sebesar Rp2,18 triliun. Jumlah tersebut mencakup 0,39 persen dari total dana kelolaan reksa dana sebesar Rp568,02 triliun.
 
Jumlah dana tersebut terpaut jauh bila dibandingkan dengan produk reksa dana pendapatan tetap yang memiliki aset dasar berupa surat utang. Hingga 30 April 2021, dana kelolaan jenis reksa dana tersebut merupakan yang terbesar dengan Rp140,82 triliun atau 24,79 persen dari total dana keseluruhan.


Kembali