Resesi Akan Segera Berakhir, IHSG Siap Unjuk Gigi!

Diterbitkan pada Kamis, 27 May 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tutup seiring dengan libur nasional merayakan Hari Raya Waisak pada hari Rabu (26/5/21). Namun hasil manis sudah didapat di Selasa (25/5/2021).

Indeks acuan bursa nasional tersebut ditutup melesat 0,91% ke level 5.815,84. IHSG sukses setop di atas level psikologis 5.800. Nilai transaksi kemarin lusa sebesar Rp 11,7 triliun. Terpantau investor asing membeli bersih Rp 289 miliar di pasar reguler.

Seiring dengan euforia di pasar modal, rupiah juga sukses menguat. Mata uang rupiah menguat 0,17% dan stabil hingga perdagangan berakhir. Pada penutupan pasar untuk US$ 1 dibanderol di Rp 14.325 di arena pasar spot.

Setali tiga uang, Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup menguat yang menyebabkan yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan acuan obligasi negara kembali turun sebesar 1,1 bp ke posisi 6,441%.

Seperti yang sudah diperkirakan, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan. Satu hal yang menjadi pertimbangan para gubernur BI di markas MH Thamrin adalah stabilitas nilai tukar rupiah.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 24-25 Mei 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan inikonsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG, Selasa (25/5/2021).

Sejak awal tahun lalu, BI 7 Day Reverse Repo Rate sudah dipotong 200 basis poin (bps). Suku bunga acuan di 3,5% adalah yang terendah sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

Sebagai stimulus untuk menopang pertumbuhan ekonomi dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), Gubernur Perry dan kolega tidak hanya menurunkan suku bunga acuan. Giro Wajib Minimum (GWM) juga dipangkas agar perbankan memiliki likuiditas yang lebih untuk menyalurkan kredit.

Di sisi makro prudensial, BI memberikan pelonggaran uang muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor. Calon konsumen kini tidak perlu membayar uang muka, cukup membayar cicilan bulanan.


Kembali